Sekolah SMK N 1 Painan didasarkan atas demand-driven

Hubungan Yang Erat Dengan Dunia Kerja Merupakan Kunci Sukses Pendidikan Kejuruan.

Hubungan Yang Erat Dengan Dunia Kerja Merupakan Kunci Sukses Pendidikan Kejuruan.

Foto Syamsul Mardan,S.Pd MM kepala SMK N1 Painan

SuaraHebat.co.id, PAINAN – Tulisan ini, sengaja penulis turunkan setiap hari untuk melihat langsung bagaimana kondisi dan masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat dalam mendapatkan Pendidikan, begitu juga pandangan pelaku dunia pendidikan terhadap sekolah yang dinginkannya disekitar kita.


Tulisan ini, khususnya melihat langsung wajah pendidikan Nasional dan pendidikan Keagamaan di Sumatera Barat saat ini, sebab Investasi Pendidikan adalah investasi yang sangat mahal dan berjangka panjang bagi Kemajuan anak anak bangsa Indonesia untuk masa depan Republik Indonesia tercinta ini.


Menurut saya, sebagai Penulis bahwa Pendidikan ini untuk sekolah menengah atas ada dua Pendidikan Umum dan Kejuruan atau sekolah agama, Pada tulisan kali ini saja, saya membahas Pendidikan Kejuruan dan model pendidikannya, dimana menurut penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15,  bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Selanjutnya Pendidikan kejuruan diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja.


Selanjutnya, dari temuan lapangan yang di lihat di SMKN 1 Painan Kabupaten Pesisir Selatan, dari hasil wawancara langsung dengan Syamsul Mardan, S.Pd. MM Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan (MKKS SMK), yang juga kepala SMKN 1 Painan Kabupaten Pesisir selatan wilayah VII Provinsi Sumatera Barat, rabu 24 Maret 2021, saat ditemui diruangan kerjanya di Painan.

(Halaman sekolah Bersih, indah dan nyaman)

Diperoleh keterangan dari Syamsul Mardan bahwa Karakteristik Pendidikan Kejuruan  adalah sebagai berikut  dimana pendidikan kejuruan diarahkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja dan Pendidikan kejuruan didasarkan atas “demand-driven” (kebutuhan dunia kerja)
Ia menjelaskan bahwa Fokus isi pendidikan kejuruan ditekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh dunia kerja, lalu penilaian yang sesungguhnya terhadap kesuksesan siswa harus pada “hands-on” atau performa dalam dunia kerja
Dimana untuk SMK N 1 Painan, ini kita melakukan hubungan yang erat dengan dunia kerja merupakan kunci sukses pendidikan kejuruan.


Artinya Pendidikan kejuruan yang baik adalah responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi
dan Pendidikan kejuruan lebih ditekankan pada “learning by doing” dan “hands-on experience”, tidak lupa juga bahwa Pendidikan kejuruan memerlukan fasilitas yang mutakhir untuk praktik dan Alhamdulillah kita sudah memilikinya.


Masih katanya, bahwa Pendidikan kejuruan memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar daripada pendidikan umum, sebab kami mengajarkan praktek langsung bagaimana siswa bekerja dilapangan dan mampu mempraktekkan ilmu yang didapatnya disekolah.


Kedepan kami pihak menajeman SMKN 1 Painan, akan berusaha untuk meningkatkan disiplin semua warga sekolah, kepala sekolah, Guru-guru, seluruh siswa, Pegawai Tata Usaha, satpam dengan tujuan untuk datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai.


Memang kadang kendala disiplin ini, adalah masalah-masalah using yang selalu terjadi dan oknum pelanggarnya itu, ke itu saja, namun kedepan akan kami benahi demi untuk kemajuan sekolah SMKN 1 Painan ini, agar bisa bersaing pada dunia kerja.


Ditambahkannya, bahwa rinsip-prinsip Pendidikan Kejuruan adalah sebagai berikut Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan di mana siswa dilatih merupakan replika lingkungan di mana nanti ia akan bekerja, dan Pendidikan kejuruan akan efektif hanya dapat diberikan di mana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang diterapkan di tempat kerja.


Selain itu, Pendidikan kejuruan akan efektif jika dia melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendir, serta pendidikan kejuruan akan efektif jika dia dapat memampukan setiap individu memodali minatnya, pengetahuannya, dan keterampilannya pada tingkat yang paling tinggi.


“ yang jelas bahwa pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan, atau pekerjaan hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya, dan yang dapat untung darinya, Karena pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berfikir yang benar diulangkan sehingga pas seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.


Seterusnya, pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan dan SMK N 1 Painan sudah memiliki guru-guru terlatih dan ahli dibidangnya”, kata Syamsul Mardan.


Lebih jauh menurut Penulis bahwa pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut, disini peran dari Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar (memperhatikan tanda-tanda pasar kerja).


Serta adanya sekolah memberikan Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).


Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli pada okupasi tersebut, dimana setiap okupasi mempunyai ciri-ciri isi yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya, selanjutnya pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memang memeerlukan dan memang paling efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan.

(Idul Fitri SH, Pemerhati Hukum dan pendidikan Sumbar.)
Sedangkan pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik tersebut.


Untuk itu, saran penulis setelah bertemu Syamsul Mardan, bahwa pada pendidikan kejuruan dimana Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika dia luwes dan mengalir dari pada kaku dan terstandar
Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.

 

Model Penyelenggaraan Pendidikan Kejuruan, Model Sekolah pada model ini pembelajaran dilaksanakan sepenuhnya di sekolah. Model ini berasumsi bahwa segala hal yang terjadi di tempat kerja dapat diajarkan di sekolah dan semua sumber belajar ada di sekolah. Model ini banyak di adopsi di Indonesia sebelum Repelita VI.

 


Model Magang, pada model ini pembelajaran dasar-dasar kejuruan dilaksanakan di sekolah dan inti kejuruannya diajarkan di industri melalui sistem magang. Model ini banyak diadopsi di Amerika Serikat.
Selanutnya, Model Sistem Ganda, pada model ini merupakan kombinasai pemberian pengalaman belajar di sekolah dan pengalaman kerja di dunia usaha. Dalam sistem ini sistem pembelajaran tersistem dan terpadu dengan praktik kerja di dunia usaha/industri.


Dan Model School-based Enterprise, pada model ini di Indonesia dikenal dengan unit produksi. Modul ini pada dasarnya adalah mengembangkan dunia usaha di sekolahnya dengan maksud sesain untuk menambah penghasilan sekolah, juga untuk memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata pada siswanya. Model ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan sekolah kepada industri. (Idul Fitri, SH)

Komentar Via Facebook :